Masyarakat
terutama para ahli dan ilmuan terus melakukan inovasi-inovasi dalam teknologi
informasi dan komunikasi yang melahirkan media-media baru yang sekarang ini
merajalela di masyarakat. Internet merupakan media baru yang sangat akrab
dengan masyarakat. Hanya dengan bermodalkan gadget
dan koneksi internet, masyarakat dapat mengeksplorasi hal-hal di seluruh
penjuru dunia tanpa batasan ruang dan waktu.
Munculnya media-media
baru tersebut memang bertujuan untuk mempermudah kehidupan masyarakat dan
mempercepat pemenuhan kebutuhan masyarakat akan berbagai hal terutama informasi
dan komunikasi. Media baru pun ikut mempengaruhi media-media konservatif yang
telah ada sebelumnya, salah satunya radio.
Radio
merupakan media berbasis audio yang merupakan salah satu sarana masyarakat
untuk berbagi informasi dan berita serta hiburan. Keberadaan radio mulai
terancam ketika televisi muncul sebagai inovasi media yang tidak hanya
menawarkan informasi berbasis audio, namun juga menampilkan tayangan visual
yang menjadi nilai tambah dari radio yang hanya berbasis audio.
Radio harus
melakukan perubahan-perubahan untuk mengikuti perkembangan teknologi agar tetap dapat bertahan dalam masyarakat. Mau tidak mau, radio harus menyesuaikan diri
dan mulai merambah pada dalam dunia media baru agar teteap dapat menjaga
eksistensinya. Seperti yang dilakukan oleh Rakom Wijaya FM yang mulai
mengakrabi media baru pada tahun 2013. Rakom Wijaya FM menyambungkan satu unit
komputer dengan koneksi internet untuk mendukung proses penyiaran. Radio tersebut memanfaatkan koneksi internet
untuk menyiarluaskan siaran yang mereka lakukan agar bisa mnejangkau pendengar
lebih luas. Tidak hanya itu, radio ini juga memanfaatkan internet untuk
menyebarluaskan berita dalam bentuk tulisan (Birowo, Saraswati, Nuswantoro, & Putra, 2016).
Media baru
memang berpotensi menyingkir meida-media lama seperti radio. Akan tetapi, jika
para pegiat radio mampu memanfaatkan media baru dengan baik, media baru dapat
dijadikan alat untuk menunjang perkembangan radio itu sendiri. Radio sebagai
media lama hendaknya membuka diri terhadap media baru dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan teknologi yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan memulai
cara yang paling mudah yaitu membuka akun media sosial dan memanfaatkannya
untuk mendukung perkembangan radio (Birowo, Saraswati, Nuswantoro, & Putra, 2016). Selain itu, radio
juga dapat memanfaatkan koneksi internet untuk memperluas jaringan (streaming) sehingga pendengar tidak
hanya dapat mendengar siaran melalui frekuensi radio, namun dapat pula melalui
kanal streaming via internet. Siaran streaming juga dinilai lebih efektif dan
mudah karena tidak memerlukan perangkat radio secara fisik, namun hanya
bermodalkan gadget dan internet
pendengar dapat menikmati siaran tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Media baru
dapat dijadikan alat sebagai penunjang media lama apabila dimanfaatkan dengan
baik. Media –media konservatif seperti radio sebaiknya terbuka dan menyesuaikan
diri dengan perkembangan teknologi dengan mengakrabkan diri dengan media baru
seperti internet. Dengan begitu, radio
tetap dapat eksis dan menjadi media yang unik dengan segala karakteristiknya.
Daftar Pustaka
Birowo,
M. A., Saraswati, I., Nuswantoro, R., & Putra, F. F. (2016). Pergulatan
Media Komunitas di Tengah Arus Media Baru: Studi Kasus Lima Media Komunitas di
Indonesia. Yogyakarta: Combine Resource Institution.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar